Sumpah Pemuda dan Pudarnya Nasionalisme
Sumber: Tempo.co

Nasional / 28 October 2014

Kalangan Sendiri

Sumpah Pemuda dan Pudarnya Nasionalisme

daniel.tanamal Official Writer
6250
<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]-->

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

83 tahun yang lalu tepatnya 28 Oktober 1928, seluruh perbedaan yang meragami nusantara, dipersatukan dalam cita-cita mulia yaitu Indonesia, oleh nasionalisme para pemuda! Jauh sebelum proklamasi 1945 dikumandangkan, kesadaran untuk bersatu didalam satu bangsa dan negara sudah diikat, oleh nasionalisme para pemuda!

Nasionalisme atau cinta tanah air, bangsa dan negara, yang berakhir diatas satu seruan, merdeka! Inilah hal utama yang dicita-citakan kala itu oleh para pemuda! Jadi jelas bahwa nasionalime dan pemuda adalah dua kunci utama kemerdekaan Indonesia.

Lihat saat ini kondisi riil bangsa Indonesia. Nasionalisme mulai pudar. Hari-hari besar kenegaraan hanya diperingati sebagai seremonialitas belaka. Lalu dimana para pemuda kita? Hedonisme, pragmatisme, anarkisme nampaknya lebih menarik hati kebanyakan dari mereka ketimbang berkarya untuk kemajuan bangsa. Mengapa ini bisa terjadi? Coba tanyakan saja kepada para pemimpin bangsa ini. Adakah mereka memberikan contoh yang baik, minimal dalam memaknai sakralnya Sumpah Pemuda?

Jangan salah, hedonisme, pragmatisme dan anarkisme setidaknya adalah tiga hal yang diperlihatkan para pemimpin bangsa ini kepada kaum muda Indonesia. Keteladanan dan kepemimpinan, sungguh jauh dari apa yang diharapkan.akibatnya negara ini mengalami karapuhan, kehilangan jati diri, bahkan nyaris  mencapai titik kelumpuhan sosialnya.

Jangan pula berdalil, bahwa dasar negara Pancasila telah gagal dalam mempersatukan Indonesia, untuk kemudian memaksakan diri untuk memakai hukum dari keyakinan tertentu untuk menggantikannya. Salahkan diri kita sendiri yang tidak memakai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila tidak pernah gagal. Namun kita sendiri tidak pernah menerapkannya. Dan pemimpin bangsa ini tidak mau memakainya!

Peringatan Sumpah Pemuda yang jatuh pada Jumat 28 Oktober ini kembali mengingatkan kita bahwa Pancasila harus kembali dilaksanakan. Tentu dengan dua kunci utama yaitu Pemuda dan semangat Nasionalisme. Karena sumpah bagaikan sebuah doa, memiliki kekuatan untuk keluar dari keterbelengguan! Maka, berikanlah kesempatan bagi kaum muda untuk membakar kembali semangat Nasionalisme!

 

<!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false IN X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-fareast-language:EN-US;} </style> Halaman : 1

Ikuti Kami